Oleh: Dewi Sartika
Ketika diriku melihat dunia ini gelap tanpa seberkas cahaya pun, Aku pun seakan melihat seorang makhluk aneh yang selama ini belum pernah kulihat, aku sadar aku lemah tak berdaya, aku tahu namun aku tak mampu memikirkannya, akupun bertanya pada diriku sendiri? ” diriku tolong keluarlah , aku tidak tahu harus bagaimana, diriku pun keluar. Dia hanya tersenyum memandangku lalu mulai berkata kenapa engkau memanggilku ?, aku ingin bertanya kepadamu kenapa ragaku lemah tak berdaya, apakah ini pertanda ajal akan segera menjemputku? mengapa engkau bertanya kepadaku, tanya diriku ?, jika engkau tahu diriku adalah dirimu, aku pun tak tahu jawaban dari pertanyaanmu itu. Aku berkata ,”Bukankah kau tahu tentang semua hal. Bahkan engkau lebih tahu dari diriku, diriku tersenyum lagi dan berkata,”Aku tahu semua hal tentang dirimu, tapi Aku tak tahu jawaban dari pertanyaanmu.”
Ya, aku tak tahu.... Tapi Aku tahu apa yang mesti kamu lakukan. Sekarang tersenyumlah seperti halnya diriku. Nah, engkau sudah tersenyum artinya engkau sudah dapat menjawab dari pertanyaanmu sendiri.” Akupun jadi bingung, apa arti dari semua ini.
Dia tersenyum lagi dan berkata,”Diriku, janganlah engkau bingung. Aku memang tak tahu jawaban dari pertanyaanmu, tidak ada satupun makluk yang ada di dunia ini yang tahu jawabannya, yang tahu hanyalah zat yang Maha tahu yang menciptakan dunia beserta isinya yaitu Allah , apakah kamu mengerti? Ya...... aku mengerti jawab diriku, terimakasih atas penjelasanmu sekarang kamu masuk kembali ke dalam diriku, jika suatu saat nanti aku membutuhkanmu maka aku akan memanggilmu, sama-sama jawab diriku, panggillah aku jika suatu saat kamu membutuhkanku karena aku akan selalu ada untukmu.
Ketika diriku tidak mampu bertanya maka itu adalah batas dari pikiranku, setiap orang memiliki batas pikiran yang berbeda-beda. Batas dari pikiran merupakan puncaknya gunung es yang dimiliki oleh masing–masing orang. Keberadaanya bisa berada didalam pikiran dan bisa juga diluar pikiran. Misalkan ketika aku memikirkan sebuah pulpen, pulpen memiliki ciri fisik bentuknya panjang, warnanya hitam, tintanya hitam, dipakai untuk menulis, dan masih banyak yang belum disebutkan sampai batas pikiranku. Kemampuan menyebutkan ciri dari polpen adalah menjelaskan apa yang ada di dalam pikiranku.
Kita sebagai manusia memiliki keterbatasan dalam hidup karena kita hanya mampu memikirkan sebagian saja dari yang ada dan yang mungkin ada.
(http://powermathematics.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar