Rabu, 09 Desember 2009

KESALAHAN TERENDAH DAN TERTINGGI

Oleh: Dewi Sartika

Aku adalah manusia biasa yang tak pernah luput dari khilaf dan dosa. seperti ibaratnya sebuah pepatah “Tak ada gading yang tak retak, begitulah gambaran diriku yang selalu identik dengan kekurangan dan kelemahan. Dalam menapaki perjalanan hidupku, tentulah diriku pernah melakukan kesalahan baik itu kesalahan yang disengaja, tidak disengaja, terendah maupun tertinggi. Olehnya itu aku selalu berusaha mereduksi kesalahan-kesalahanku dan berusaha menebusnya dengan kebaikan dan kebenaran.

Kesalahan terendah, menurutku adalah melalaikan waktu selama hidup di dunia. Kita sering terbuai dan terlena oleh indahnya dunia yang tanpa sadar menggiring kita melupakan sesuatu yang sangat esensial dalam hidup kita kehidupan pun hanya terbatas pada pergantian detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan kemudian tahunpun berganti tahun, tanpa ada aktifitas yang berarti . Episentrum masalah yang harus terjawab olehku adalah apakah diriku memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya atau malah sebaliknya. Sejatinya, tidak ada manusia yang bisa membeli waktu meski dengan membayar sepenuh kekayaan bumi. Sekali terlewati, selamanya sang waktu tidak akan kembali. Ini yang mesti kutanam kuat di ladang hati dan akal pikiranku. Kesadaran yang demikian akan memungkinkan manusia untuk berhati-hati dalam memanfaatkan waktu selama hidupnya. Seandainya waktu bisa diputar kembali, maka setiap orang bebas memilih kembali ke masa lalunya, dimana yang tua jadi muda, yang muda jadi anak-anak, anak-anak jadi bayi, dan bayi kembali ke alam kehidupan lainnya. Tetapi itu semua tidak mungkin terjadi karena waktu itu tidak dapat menempati dan mengulangi waktu sebelumnya, jika masa sekarang dan masa lalu bersatu maka sang duniapun tidak akan sanggup memikulnya.

Waktu adalah anugrah yang sangat berharga, jauh tak ternilai dibandingkan materi sebesar apa pun. Demikian pentingnya waktu yang tak lain adalah nasib dan kehidupan kita sendiri. Bila kita menyia-nyiakan waktu, sama seperti kita mematikan masa depan dan membunuh diri kita secara perlahan. Oleh sebab itu manfaatkanlah waktu hanya untuk tujuan-tujuan yang positif.

Kesalahan tertinggi, menurutku hadir ketika diriku tidak mampu menyadari beragam nikmat yang Allah telah berikan kepadaku. Nikmat kehidupan, nikmat kesehatan, nikmat pendengaran, nikmat penglihatan, nikmat dua tangan dan dua kaki, air, udara, makanan dan masih banyak nikmat-nikmat yang tidak mampu disebutkan dan nikmat terbesar adalah hidayah Islam. Seseorang pernah berkata: “ apakah anda rela kedua mata, telingga, kaki, tangan, dan hati anda dibeli milyaran dollar?” betapapun kayanya kita tetapi mengapa masih banyaknya orang yang enggan mensyukuri apa yang dimilikinya.

Begitu banyak nikmat yang Allah limpahkan kepada kita namun banyak pula yang tidak mensyukurinya. Ada sekelompok orang yang telah diberi kenikmatan berupa harta, anak, dan nikmat lainnya, namun semua itu justru menjadi sebab kedukaan dan kesengsaraan. Hal itu terjadi karena mereka menyimpang dari fitrah yang suci dan yang benar. Ini membuktikan bahwa materi bukanlah sarana satu-satunya yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan. Banyak orang-orang yang terkenal didunia ini, mereka mendapatkan segalanya, kekayaaan, kecerdasan, dan menjadi publik figur, tapi masih saja selalu protes atas apa yang telah didapatkan. Sebaliknya, ada orang yang hanya memiliki pengetahuan yang terbatas, namun secara luar biasa mampu menjadikan sungai yang mengalirkan manfaat, kemashlahatan dan perbaikan.

Semua nikmat atau musibah yang telah ditetapkan Allah bakal mengenai kita. Jika keyakinan ini tertanam dalam diri dan tertancap dalam nurani kita, tentu cobaan berat akan menjadi anugerah, ujian akan menjadi karunia, dan setiap peristiwa mempunyai ganjaran sesuai dengan berat ringannya cobaan yang diterimanya. Orang-orang yang tertimpa musibah dapat merasa tenang jika mereka rela dan sabar menerima taqdir yang Maha Memberi, Maha Mengambil, Maha Menahan rezeki, Maha Pemurah dan Maha Segalanya.

Sikap yang perlu kita tanamkan dalam diri adalah menerima bagian yang diperoleh dalam hidup ini dengan selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya. Manusia terbaik adalah manusia yang mampu merangkak, melayang, atau bahkan terbang melesat dari jurang terdalam kesalahannya, dan selanjutnya berusaha menebus kesalahan itu dengan kebaikan dan menjadikan hati nurani sebagai panglima dari pasukan tutur dan tingkah lakunya.

Semoga Allah SWT senantiasa menjadikanku sebagai insan yang selalu sadar akan kesalahan-kesalahanku dan kemudian menuntun langkahku untuk selalu menapaki jalan penuh hidayah dan kebenaran. Amin…!.

MASA DEPAN DUNIA

Oleh: Dewi Sartika

Akhir-akhir ini, sering aku melihat beragam aktifitas manusia yang selalu disibukkan dengan memikirkan masa depan mereka, padahal hari esok merupakan waktu yang belum tersentuh dan semu adanya. Ia tidak mempunyai bentuk, rasa atau warna. Lalu kenapa harus menyibukkan diri dengan memikirkan sosok semu dari masa depan?, dan mengapa aku mencemaskan apa yang akan mungkin terjadi dan berbagai keburukan lain yang akan mengotorinya?. Kita pun juga tidak akan mengetahui apakah hal tersebut akan kita alami atau tidak, apakah hal tersebut berupa kebahagiaan, kesenangan, kesengsaraan, kepahitan atau yang lainnya. Yang pasti semuanya masih direncanakan di alam gaib dan belum mencapai tataran realitasnya.

Beberapa minggu lalu, telah dihebohkan dengan adanya ramalan paranormal yang memprediksi bahwa 2012 nanti akan terjadi kiamat dan isu itu makin santer terdengar ketika dirilisnya film 2012 yang sangat kontaversial itu, dalam film tersebut menggambarkan bagaimana dunia ini hancur lebur meninggalkan jasad aslinya. Padahal apa yang digambarkan dalam film itu masih kiamat kecilnya dan tidak seberapa bila dibandingkan dengan kiamat besar. Kita sebagai orang muslim yang beriman kepada hari kiamat yang kita yakini bahwa suatu saat itu akan terjadi atas ijin-NYA. Sebagaimana dalam firma Allah yang artinya ”Sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah pasti akan datang, dan janganlah kalian minta untuk disegerakan”, (QS.16:1) oleh karena itu, janganlah kita mendahului peristiwa yang telah Allah tentukan.

Daripada kita memikirkan masa depan dunia yang belum pasti, lebih baik kita memfokuskan diri dan menyibukkan diri dengan hari ini. Untuk hari ini kita harus menanamkan kebaikan dalam hati, mencabut pohon kejelekan yang ditanam sampai ke akar-akarnya dan mematahkan ranting-rantingnya yang berduri seperti takabur, sombong, riya, hasud, iri, dengki, dan prasangka buruk. Dan untuk hari ini kita harus menjadi orang yang bermanfaat untuk diri kita sendiri, dan orang lain. Hari ini kita akan mengucapkan selamat tinggal kepada masa lalu, karena bagaimanapun semua telah berakhir, dia tenggelam bersama tenggelamnya matahari tanpa tidak perlu memikirkan hari kemarin dengan segala kebaikan dan keburukan yang menghiasinya. Masa depan masih berada didunia ilusi dan kita tidak mungkin berbuat bersama mimpi, kita tidak akan menjual diri kita hanya demi harapan semu, kita tidak akan bisa mempercepat waktu, karena esok hari bukanlah apa-apa bagi kita sebab semua itu belum tercipta dan belum ada.

Semoga Allah SWT selalu menghiasi hari esokku dengan warna kebaikan dan kebenaran, serta menjadikan hariku saat ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya Amin…!.

Selasa, 08 Desember 2009

AWAL DAN AKHIR

Oleh: Dewi Sartika

Aku adalah awal, banyak orang yang mendefinisikan tentang aku.
Sejatinya a
wal adalah memulai sesuatu. Awal mula manusia diciptakan oleh Allah dari tanah, kupu-kupu yang indah berawal dari telur kemudian jadi ulat, kepompong dan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah. Pagi diawali dengan terbit matahari di timur dan di akhiri dengan terbenamnya matahari di barat, malam diawali terbenam matahari di barat dan di akhiri dengan fajar. Dunia itu tidak lepas dari ruang dan waktu. Ruang selalu membatasi waktu dan ruang selalu dibatasi oleh waktu. Begitu juga waktu selalu membatasi ruang dan waktu selalu dibatasi ruang. Setiap awal bermula dari akhir dan akhir ada karena awal. Bayi yang baru lahir merupakan awal dari hidupnya di dunia dan sekaligus akhir dari hidupnya dikandungan ibu. Seorang Socrates saja merasa bergembira dengan kematian, “…ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi. Karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan (duniawi) dan bergembira dengan kematian…”. Kematian adalah akhir dari kehidupan di dunia dan merupakan awal dari kehidupan yang abadi. Sebagai seorang muslim yang percaya dengan rukun iman, percaya kepada Tuhan, malaikat-malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari kiamat dan hari pembalasan yang baik dan yan buruk (qadha dan qadhar). Betapapun kehidupan dunia itu tidak sempurna, sedang disanalah diperoleh keadilan sejati yang menjadi dambaan setiap manusia, dan disanalah kenikmatan hidup yang tiada taranya.

Antara awal dan akhir terdapat suatu proses, proses dari awal menuju akhir, dari akhir menju awal dari kehidupan yang abadi (akhirat).

Semua yang ada di dunia ini adalah kontradiktif, semua berpasang-pasangan, bahkan awal dan akhir pun saling kontradiksi,namun keberadaan keduanya tidak dapat terpisahkan, semua yang berawal pasti berakhir pula, tidak ada yang abadi kecuali Allah.

Semoga Allah SWT menjadikan awal hidupku menjadi hari terindah dalam memulai kehidupanku dan menjadikan akhir dari hidupku menjadi hari terbaik (khusnul khotimah) untuk menuju keharibaannya. Amin…!.

KETIKA DIRIKU TIDAK MAMPU BERTANYA

Oleh: Dewi Sartika


Ketika diriku melihat dunia ini gelap tanpa seberkas cahaya pun, Aku pun seakan melihat seorang makhluk aneh yang selama ini belum pernah kulihat, aku sadar aku lemah tak berdaya, aku tahu namun aku tak mampu memikirkannya, akupun bertanya pada diriku sendiri? ” diriku tolong keluarlah , aku tidak tahu harus bagaimana, diriku pun keluar. Dia hanya tersenyum memandangku lalu mulai berkata kenapa engkau memanggilku ?, aku ingin bertanya kepadamu kenapa ragaku lemah tak berdaya, apakah ini pertanda ajal akan segera menjemputku? mengapa engkau bertanya kepadaku, tanya diriku ?, jika engkau tahu diriku adalah dirimu, aku pun tak tahu jawaban dari pertanyaanmu itu. Aku berkata ,”Bukankah kau tahu tentang semua hal. Bahkan engkau lebih tahu dari diriku, diriku tersenyum lagi dan berkata,”Aku tahu semua hal tentang dirimu, tapi Aku tak tahu jawaban dari pertanyaanmu.

Ya, aku tak tahu.... Tapi Aku tahu apa yang mesti kamu lakukan. Sekarang tersenyumlah seperti halnya diriku. Nah, engkau sudah tersenyum artinya engkau sudah dapat menjawab dari pertanyaanmu sendiri.” Akupun jadi bingung, apa arti dari semua ini.

Dia tersenyum lagi dan berkata,”Diriku, janganlah engkau bingung. Aku memang tak tahu jawaban dari pertanyaanmu, tidak ada satupun makluk yang ada di dunia ini yang tahu jawabannya, yang tahu hanyalah zat yang Maha tahu yang menciptakan dunia beserta isinya yaitu Allah , apakah kamu mengerti? Ya...... aku mengerti jawab diriku, terimakasih atas penjelasanmu sekarang kamu masuk kembali ke dalam diriku, jika suatu saat nanti aku membutuhkanmu maka aku akan memanggilmu, sama-sama jawab diriku, panggillah aku jika suatu saat kamu membutuhkanku karena aku akan selalu ada untukmu.

Ketika diriku tidak mampu bertanya maka itu adalah batas dari pikiranku, setiap orang memiliki batas pikiran yang berbeda-beda. Batas dari pikiran merupakan puncaknya gunung es yang dimiliki oleh masing–masing orang. Keberadaanya bisa berada didalam pikiran dan bisa juga diluar pikiran. Misalkan ketika aku memikirkan sebuah pulpen, pulpen memiliki ciri fisik bentuknya panjang, warnanya hitam, tintanya hitam, dipakai untuk menulis, dan masih banyak yang belum disebutkan sampai batas pikiranku. Kemampuan menyebutkan ciri dari polpen adalah menjelaskan apa yang ada di dalam pikiranku.

Kita sebagai manusia memiliki keterbatasan dalam hidup karena kita hanya mampu memikirkan sebagian saja dari yang ada dan yang mungkin ada.

(http://powermathematics.blogspot.com )